Sering Mendengkur Keras saat Tidur? Hati-Hati Apnea Tidur!
Tidur adalah salah satu bagian terpenting dalam keseharian manusia. Mendapatkan tidur yang cukup tanpa ada masalah tentunya merupakan suatu yang ideal, terlebih kalau kamu memiliki keseharian yang padat. Akan tetapi, beberapa gangguan tidur sering terjadi pada sebagian orang. Salah satunya adalah apnea tidur.
Dikutip dari WebMD, apnea tidur atau sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang terjadi ketika pernapasan seseorang berhenti dan timbul kembali saat tidur. Apnea tidur sebaiknya tidak disepelekan karena kondisi ini bisa menghambat oksigen yang dibutuhkan tubuh saat tidur.
Apnea tidur dibagi menjadi dua tipe:
Paling umum disebabkan oleh obesitas
Pada orang dewasa, penyebab apnea tidur obstruktif yang paling umum adalah kelebihan berat badan dan obesitas. Ini berhubungan dengan jaringan lunak mulut dan tenggorokan yang dapat menyebabkan saluran udara tersumbat saat tidur.
Dikutip dari WebMD, lebih dari separuh orang dengan apnea tidur obstruktif memiliki berat badan yang belebih (indeks massa tubuh atau BMI 25-29,9) atau obesitas (BMI 30,0 atau lebih). Kenaikan berat badan sebesar 10% bisa meningkatkan risiko apnea tidur obstruktif hingga 6 kali lipat.
Ukuran leher, salah satu penanda obesitas, juga bisa menentukan risiko apnea tidur obstruktif. Laki-laki dengan lingkar leher di atas 43cm dan perempuan dengan lingkar leher di atas 38cm memiliki risiko apnea tidur obstruktif yang lebih tinggi.
Apnea tidur obstruktif juga dapat disebabkan oleh faktor lainnya, seperti:
Di sisi lain, penyebab utama apnea tidur sentral masih belum diketahui. Namun, apnea tidur sentral dikaitkan dengan kondisi kesehatan lain, pengobatan, atau lingkungan seseorang. Beberapa di antaranya adalah:
Gejala apnea tidur
Salah satu gejala utama apnea tidur adalah dengkuran yang keras ketika tidur. Menurut Mayo Clinic, hal ini terjadi karena ketika mengalami apnea tidur, saluran udara yang terus menyempit akan mengakibatkan aliran udara yang semakin kuat. Kondisi ini meningkatkan getaran jaringan yang menyebabkan dengkuran seseorang semakin keras. Jalan napas yang tersumbat kemudian menyebabkan dengkuran.
Suara dengkuran yang kuat memang menjadi hal utama yang mengindikasi diagnosis apnea tidur. Akan tetapi, beberapa orang mengalami gejala lainnya, termasuk:
Bagaimana apnea tidur ditangani?
Apnea tidur merupakan sebuah kondisi yang tidak dapat diremehkan, mengingat risiko yang mungkin dialami jika tidak ditangani dengan tepat. Menurut Cleveland Clinic, apnea tidur berpotensi menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti hipertensi, stroke, aritmia, kardiomiopati (pembesaran jaringan otot jantung), gagal jantung, serangan jantung, obesitas, dan diabetes. Oleh sebab itu, penanganan profesional sangat dibutuhkan oleh penderita apnea tidur.
Dikutip dari Mayo Clinic, pada kasus apnea tidur yang tergolong ringan, dokter akan merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan dan berhenti merokok. Akan tetapi, jika perubahan gaya hidup belum berhasil memperbaiki gejala atau pada kasus apnea tidur yang lebih parah, dokter akan menawarkan beberapa pilihan perawatan lain, seperti terapi atau bahkan operasi jika perubahan gaya hidup dan terapi tidak memiliki efek signifikan bagi pasien apnea tidur.
Kapan harus ke dokter?
Jika kamu mengalami gejala apnea tidur, sebaiknya kamu langsung menghubungi dokter. Kamu dapat konsultasi gejala awalmu dengan dokter umum yang kemudian akan memberi rujukan untuk ke dokter spesialis tidur untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan tingkat keparahan apnea tidur yang kamu alami.
Untuk mendapat diagnosis yang tepat, dokter biasanya akan melihat riwayat kesehatan pasien, seperti kondisi medis, obat-obatan yang pernah dikonsumsi, dan riwayat apnea tidur atau gangguan tidur lainnya yang pernah dialami oleh anggota keluarga. Kemudian pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk mencari tanda-tanda kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko apnea tidur, termasuk obesitas, penyempitan saluran udara bagian atas, amandel yang besar, atau ukuran lingkar leher. Dokter juga mungkin melihat ukuran dan struktur rahang dan ukuran dan posisi lidah pasien. Selain itu, dokter juga mungkin merujuk pasien untuk mengunjungi spesialis tidur untuk melakukan studi tidur di fasilitas khusus.
Jika kamu mengalami gejala dan tanda apnea tidur atau gangguan tidur lainnya, jangan ragu untuk konsultasi dengan ahlinya. Kamu bisa memulai konsultasi dengan dokter umum untuk pemeriksaan gejala awal hanya dengan Prixa!
Prixa adalah pionir layanan kesehatan digital yang membantu perusahaan dan pasien mengelola kesehatan dengan cara yang lebih terarah dan efektif. Berbagai layanan kesehatan seperti telekonsultasi, atur janji temu dokter, pesan antar farmasi, tes lab, dan konten kesehatan, hingga pelayanan rawat inap dan tindakan medis langsung tersedia dalam satu platform.
Referensi