Bagaimana Perusahaan Dapat Membantu Karyawan Mengelola Kesehatan Mental?
Ditulis oleh Zalfa Imani Trijatna
Beberapa tahun terakhir, isu kesehatan mental telah mendapatkan perhatian khusus. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memprioritaskan kesehatan mental telah mendorong penyesuaian strategi di lingkungan kerja, baik secara individu maupun organisasi.
Banyak orang menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan kerja. Bahkan, banyak karyawan seringkali menjadikan tempat kerja sarana utama dukungan sosial dan emosional mereka. Ini membuat lingkungan kerja memiliki peran yang krusial dalam memahami dan mendukung kesehatan mental mereka. Dengan demikian, karyawan menaruh harapan yang besar pada perusahaan untuk mendukung kesejahteraan psikologis mereka.
Berdasarkan data Mental Health Foundation UK, terdapat bukti yang kuat bahwa tempat kerja dengan tingkat kesejahteraan mental yang baik memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Bahkan, mengatasi kesejahteraan di tempat kerja dapat meningkatkan produktivitas sebesar 12%. Sebaliknya, menurut American Psychological Association (APA), karyawan dengan tingkat stres yang tinggi memiliki kecenderungan lebih untuk melewatkan pekerjaan atau menunjukkan keterlibatan dan komitmen yang lebih rendah saat bekerja. Ini tentunya memiliki dampak negatif pada perusahaan.
Namun, terlepas dari data tersebut, perusahaan tetap perlu mengambil langkah yang tepat untuk mendukung kesehatan mental karyawan mereka. Berikut 5 strategi yang dapat diterapkan perusahaan untuk membantu karyawan mengelola kesehatan mental.
Menawarkan fleksibilitas
Menurut Survei Pekerjaan dan Kesejahteraan APA tahun 2021, 34% karyawan mengatakan bahwa jam kerja yang fleksibel dapat membantu kesehatan mental mereka. Data ini dapat menjadi dasar bagi perusahaan untuk menawarkan fleksibilitas bagi karyawan mereka.
Salah satu implementasinya adalah dengan menawarkan opsi bekerja secara virtual atau hibrida dan jam kerja fleksibel yang dapat memberikan fleksibilitas kepada karyawan. Akan tetapi, karena bergantung pada peran, kepribadian, dan gaya kerja karyawan, ini mungkin bukanlah solusi bagi semua.
Oleh sebab itu, perusahaan perlu memperhatikan secara mendalam kebutuhan setiap karyawan dan memprioritaskan efektivitas. Perusahaan dapat memastikan bahwa prinsip-prinsip fleksibilitas dapat diterapkan secara efektif di seluruh lingkungan kerja.
Meningkatkan kesadaran para pemimpin akan kesehatan mental
Perusahaan, terutama HR (SDM) memiliki peran penting pada masa krisis dan dalam menetapkan strategi dukungan. Akan tetapi, semuanya dimulai dari para pemimpin atau manajer dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain, para pemimpin perlu memiliki kesadaran dan perhatian khusus terhadap kesehatan mental staf mereka.
Dikutip dari Understood, Jerome Schultz, PhD., seorang neuropsikolog klinis dan dosen di Harvard Medical School, mengatakan, “Penting bagi manajer untuk dilatih untuk mengenali tanda-tanda tekanan emosional, sehingga mereka dapat bereaksi dengan cara yang mendukung, bukan menghukum.”
Perusahaan dapat mengambil beberapa langkah proaktif untuk memahami dan menilai kesehatan mental karyawan yang dimulai dari level manajerial. Sebagai contoh, perusahaan dapat mewajibkan pelatihan kesehatan mental bagi para pemimpin untuk meningkatkan kesadaran mereka dan berinvestasi dalam aspek kesejahteraan karyawan. Selain itu, perusahaan juga dapat melatih manajer tentang apa yang harus dilakukan jika karyawan mereka menunjukkan tanda-tanda tekanan emosional.
Memperkuat komunikasi di lingkungan kerja
Kondisi kesehatan mental bukanlah suatu hal yang mudah dibicarakan di lingkungan kerja, terlebih dengan adanya stigma di masyarakat terhadap orang-orang dengan gangguan kesehatan mental. Namun, ini bukan berarti perusahaan tidak dapat mengatasinya.
Studi yang dilakukan Harvard Business Review dengan Qualtrics dan SAP menunjukkan bahwa karyawan yang merasa manajer mereka tidak pandai berkomunikasi 23% lebih mungkin mengalami penurunan kesehatan mental. Untuk itu, perusahaan, termasuk manajer, perlu memberi tahu tim tentang perubahan atau pembaruan organisasi apapun, memperjelas jam kerja dan norma yang dimodifikasi, serta menetapkan ekspektasi tentang beban kerja. Hal ini dapat membantu karyawan lebih siap menghadapi tanggung jawab dan perubahan.
Tidak hanya itu, pembicaraan mengenai kesehatan mental juga perlu ditingkatkan. Pastikan kesejahteraan emosional menjadi poin yang ditekankan setiap kali perusahaan merekrut karyawan baru dan membangun budaya inklusif yang akan membantu karyawan mengelola kesehatan mental mereka.
Mempromosikan kesejahteraan sebagai bagian dari budaya perusahaan
Dikutip dari Hexacta, budaya perusahaan secara langsung memengaruhi produktivitas dan kreativitas karyawan karena mereka ingin bekerja dengan organisasi yang selaras dengan nilai dan prinsip mereka. Sebagai imbalannya, kesehatan karyawan, baik fisik maupun mental, memengaruhi segalanya, mulai produksi hingga keuntungan. Dengan kata lain, budaya kerja yang positif dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
Untuk menjadikan kesehatan mental sebagai bagian dari budaya kerja di lingkungan kerja, perusahaan dapat memastikan mempromosikan work-life-balance (keseimbangan pekerjaan dan kehidupan) agar karyawan meluangkan waktu untuk kesehatan mental mereka. Tidak hanya itu, perusahaan juga dapat memberitahu karyawan bahwa kesejahteraan tidak kalah penting dari produktivitas mereka dan menekankan bahwa mereka tidak perlu mengorbankan kesehatan mental demi pekerjaan.
Menyertakan cakupan kesehatan mental sebagai bagian dari rencana perawatan kesehatan perusahaan
Yang terakhir dan tentunya tidak kalah penting, perusahaan perlu meninjau kembali rencana tunjangan perawatan kesehatan yang ditawarkan kepada karyawan. Dengan meningkatkan kebutuhan akan perawatan kesehatan mental, tentunya perusahaan perlu memberi jaminan ini bagi karyawan.
Memastikan bahwa perlindungan program tunjangan kesehatan menawarkan dukungan yang memadai untuk perawatan kesehatan mental karyawan akan membuat karyawan merasa lebih aman dan dihargai. Contohnya, perusahaan dapat memastikan bahwa rencana tunjangan kesehatan mencakup fasilitas psikolog dan psikiater yang siap membantu mereka mengelola kesejahteraan mental mereka.
Untuk menawarkan perawatan kesehatan yang memadai sesuai kebutuhan karyawan Anda, daftarkan perusahaan Anda dengan Prixa sekarang!
Prixa adalah pionir layanan kesehatan digital yang membantu perusahaan dan pasien mengelola kesehatan dengan cara yang lebih terarah dan efektif. Berbagai layanan kesehatan seperti telekonsultasi, atur janji temu dokter, pesan antar farmasi, tes lab, dan konten kesehatan, hingga pelayanan rawat inap dan tindakan medis langsung tersedia dalam satu platform.
Referensi